Masihkah Kau Ingat Langit Biru? Bagian 2

Leave a Comment

Masihkah Kau Ingat Langit Biru?
Bagian 1: Introduce
Bagian 2: Sesuatu yang tak terduga

Saat perjalanan menuju kantor militer aku melihat anak perempuan yang menangisi kematian ibunya. Dokter mengatakan kalau ibunya terkena inspeksi saluran pernafasan atas tingkat akut. Aku menghampirinya lalu mengelus kepala anak itu. "Gadis kecil bersabarlah, diluar sana ada sebuah tempat yang langitnya berwarna biru, kau tidak perlu membayar untuk bernafas. Aku yakin suatu saat kita akan pergi ketempat itu" kataku. Ia nangis terisak isak dengan berkata,"kenapa tempat ini seperti ini kak? Kasihan ibu ku". "Dulu kota ini adalah kota yang sangat indah, langitnya berwarna biru cerah dihiasi matahari. Kita bisa bernafas tanpa bayar sepeserpun. Tapi semua berubah pada saat terjadi pembakaran lahan besar besaran yang sangat tidak terkendali. Percayalah suatu saat kau akan melihat tempat indah itu"

Aku bergegas meninggalkan anak itu lalu menuju ke kantor militer secepatnya. Aku bekerja di distrik 10 berbeda dengan kedua temanku. Panca berada di distrik 9, dan Han di distrik 7. Kami sudah menyiapkan rencana kami dengan matang sehari sebelum terjadi penyerangan. Jadi kami hanya tinggal melakukan observasi ke tempat yang sudah kami tandai untuk pelarian. Aku sampai di kantor militer. Ya seperti biasa kami para pekerja disuruh untuk menambang, mencari air yang tidak terkontaminasi.

Pada akhirnya kami menemukan sumber air yang benar benar berwarna biru. Masing masing kami hanya diberikan air untuk minum setengah gelas. Sungguh sangat ironi sekali bukan? Syukurilah apa yang kalian dapatkan tapi tidak kami dapatkan sekarang ini. Hidup kami benar benar susah. Aku mendengar satu tentara militer berbincang bincang masalah tentang militer amerika serikat yang akan membombardir tempat penghasil asap ini. Bukannya aku takut, tapi aku malah makin ambisi bahwa rencana kami untuk keluar tidak sia sia. Karena itu bukanlah sebuah kabar angin. Aku melihat keatas, terlihat burung gagak terbang dengan kelompoknya kearah utara. Dan DUAAARRRRR!!!

Terdengar teriakan seorang militer, "DISTRIK 1 DISERANG MILITER AMERIKAAA!!!"
Hei! ini tak seperti yang direncanakan, Saat yang bersamaan kami bertiga saling memberi sinyal petasan.

JALANKAN RENCANA! LAKSANAKAN!

bersambung...

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.